Syukur Kemerdekaan
Bulan ini adalah bulan yang sangat bersejarah
bagi Bangsa Indonesia, di mana bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya
dari para penjajah. Hal tersebut mengingatkan kita untuk bermuhasabah,
berintrospeksi diri.
Dari Syadad bin Aus ra, dari Nabi Muhammad SAW
bahwa beliau bersabda:
الْكَيِّسُ
مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ, وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ
نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ
“Orang yang
cerdas (sukses) adalah orang yang mengevaluasi dirinya sendiri, serta beramal
untuk kehidupan sesudah kematiannya, sedangkan orang yang lemah adalah orang
yang mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah Swt.” (HR
Tirmidzi)
Jika suatu bangsa ingin sukses, maka sudah
seharusnyalah kita mengintrospeksi diri bagaimana perjuangan para ulama
terdahulu beserta para santrinya dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Perlu
diketahui bahwa para pahlawan tidak hanya raga yang mereka korbankan, akan
tetapi jiwa, tenaga, fikiran, semua mereka kerahkan demi merdekanya bangsa
kita.
Negara kita sudah aman sentosa, sudah sangat
jauh lebih baik dari pada kondisi 78 tahun yang lalu, maka sudah seharusnyalah
kita berterima kasih atas jasa-jasa para pahlawan kita terdahulu. Rasululloh
SAW bersabda:
(مَنْ لَمْ
يَشْكُرِ النَّاسَ لَمْ يَشْكُرِ اللّهَ. (رواه أحمد والترمذي
Artinya: “Barangsiapa
yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada
Allah.” (HR. Ahmad & Tirmidzi)
Sebagai wujud terima kasih kita kepada para
pejuang terdahulu maka kita akan merawatnya, menjaga persatuan bangsa kita.
Allah Swt berfirman:
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ
Artinya: “Dan
berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah berupa jama’ah, dan janganlah
kamu bercerai berai." (QS. Ali ‘Imron; 103)
Dalam ayat
lain Allah Swt berfirman:
وَأَطِيعُوا
اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ
وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ (46
Artinya: “Dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan,yang
menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sungguh
Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Terkait ayat ini, al-Imam Abu Hayyan
dalam Tafsir al-Bahr al-Muhith menjelaskan, perpecahan dapat
mengakibatkan kehancuran yang membuat para penjajah mudah menguasai sebuah
negara.
Rasululloh
Saw. bersabda:
اَلجَمَاعَةُ
رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
Artinya: “Persatuan
adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (HR. Al-Qadha’i).
Terjaganya persatuan bangsa kita, amannya
negara, maka kita juga akan semakin mudah untuk menyebarkan ajaran Islam di
Nusantara
Setelah kekejaman penjajah telah
terusir secara politik dengan diproklamasikannya kemerdekaan bangsa ini,
memperingati kemerdekaan adalah bentuk syukur kepada Allah atas nikmat-Nya yang
telah di berikan kepada kita.
Syukur adalah sebuah keharusan,
meskipun Allah tidak membutuhkan kata terima kasih dan sejenisnya dari manusia
secara khusus maupun semua mahluk secara umum. Bersyukur berarti mengisi
kemerdekaan dengan hal-hal positif. Syukur berarti menjauhi untuk menjajah
sesama manusia, bersikap baik kepada sesama manusia, menghormati dan menghargai
sesama manusia, termasuk menghormati dan menghargai terhadap mereka yang
berbeda pendapat dan pilihan.
Semoga negara kita tetap aman
dan makmur. Baldatun toyyibatun wa robbun gofur.
Komentar
Posting Komentar