Menjelang 17 Agustus
Kemerdekaan Indonesia bukanlah pemberian dari siapa
pun. Bukan pula hadiah dari penjajah. Juga tidak dibantu oleh negara mana pun.
Kemerdekaan yang diraih oleh bangsa ini murni adalah rahmat Allah yang
diikhtiarkan melalui perjuangan berdarah-darah serta pengorbanan nyawa dan
harta dari para pendahulu kita. Sungguh benar apa yang dinyatakan dalam
pembukaan UUD 1945 bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia adalah atas berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa. Para pahlawan dan pejuang kemerdekaanlah yang
mengerahkan daya upaya dan ikhtiar, dan Allah-lah yang menentukan dan
memberikan kemenangan. Allah adalah pencipta segala sesuatu. Allah yang
menghendaki terjadinya segala sesuatu. Allah-lah yang mencurahkan dan
menganugerahkan rahmat kemerdekaan kepada kita semua.
Alhamdulillah, ikhtiar para pendahulu kita diiringi
rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Sehingga kemenangan dan kemerdekaan pada
akhirnya dapat diraih. Mudah-mudahan para pahlawan yang telah berjuang untuk
Islam dan Indonesia di bumi nusantara yang telah gugur mendahului kita
memperoleh balasan pahala yang berlipat ganda dari Allah ta’ala.
Kemerdekaan adalah rahmat dari Allah dan merupakan
nikmat bagi kita semua. Jika kita terus bersyukur atas nikmat kemerdekaan dan
nikmat-nikmat Allah lainnya, maka Allah akan menambahkan nikmat-nikmat-Nya
sebagaimana yang Ia firmankan:
لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ
كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ (سورة إبراهيم: ٧)
“Sesungguhnya
jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepada kalian. Tetapi
jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azab-Ku sangat berat” (QS
Ibrahim: 7).
Mensyukuri nikmat adalah dengan tidak
menggunakannya dalam bermaksiat kepada Allah. Kita syukuri nikmat kemerdekaan
ini dengan melakukan berbagai kebaikan dan berbuat baik kepada orang lain. Kita
syukuri kemerdekaan ini dengan melaksanakan semua kewajiban dan menjauhi
seluruh larangan Allah. Kita lakukan tugas dan kewajiban kita sebagai ayah,
ibu, anak, sebagai suami, istri, sebagai guru, murid, sebagai pejabat, rakyat,
sebagai orang yang hidup bertetangga, sebagai orang yang hidup bermasyarakat
dan sebagai orang yang hidup berdampingan dengan umat agama lain. Jika
masing-masing dari kita telah mengetahui, memahami dan melakukan tugas dan
kewajibannya sebagaimana mestinya, maka negara ini akan senantiasa aman dan
sentosa.
Kemerdekaan adalah nikmat yang menjadikan kita
terbebas dari berbagai belenggu. Nikmat kemerdekaan adalah pintu yang membuka
nikmat-nikmat yang lain. Dengan nikmat kemerdekaan, kita dapat merasakan
nikmatnya beribadah dengan leluasa. Dengan nikmat kemerdekaan, kita dapat
merasakan nikmatnya belajar dan mengajar. Dengan nikmat kemerdekaan, kita dapat
menikmati kebersamaan kita sebagai saudara-saudara seagama, saudara-saudara
sebangsa dan setanah air. Dan dengan nikmat kemerdekaan, kita bisa membangun
negeri ini secara bersama-sama.
Oleh karena itulah, kita rawat dan lestarikan
nikmat kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai nikmat yang agung
ini terlepas dari kita. Bagaimana cara merawat dan melestarikannya? Dengan cara
terus membangun negeri ini dan memperbaikinya . Kita mulai dengan membangun dan
memperbaiki diri dan keluarga kita. Lalu meluas ke masyarakat. Ibarat sebuah
bangunan, maka Indonesia terdiri dari banyak sekali batu-bata dan
komponen-komponen lainnya. Kita dan keluarga kita adalah salah satu dari
batu-bata negeri ini. Jika semua batu-bata dan komponen lainnya baik dan kuat,
maka bangunan negeri ini akan kuat. Sebaliknya, jika ada satu saja atau
beberapa batu-bata yang rapuh, maka bisa jadi hal itu akan berakibat rapuhnya
bangunan seluruh negeri, bahkan bisa menjadikan seluruh bangunan menjadi goyah
bahkan runtuh.
Negeri ini tidak hanya berupa wilayah geografis,
yaitu tanah, air dan udara semata. Tapi lebih dari itu, negeri ini juga
mencakup manusia yang merupakan penduduk negeri yang di tangan merekalah nasib
negeri ini akan seperti apa. Oleh karena itu, kita utamakan membangun manusia
daripada membangun yang lain. Karena sendi dan tiang penyangga dari bangunan
negeri ini tiada lain adalah akhlak karimah, dan fondasinya adalah masyarakat
yang memahami agamanya dengan baik dan menjadi ummatan wasato, ummat pertengahan.
Cintailah negeri ini. Yaitu cinta yang senantiasa
mendorong kita untuk terus membangun dan memperbaiki negeri ini. Kita bangun
dan perbaiki negeri ini dengan menjadi pribadi-pribadi yang shalih. Yaitu
pribadi-pribadi yang berilmu, beramal dan penuh dedikasi. Pribadi-pribadi yang
shalih akan melahirkan keluarga-keluarga yang shalih. Dan keluarga-keluarga
yang shalih akan mewujudkan masyarakat yang shalih. Jadi keshalihan individu
akan mewujudkan keshalihan sosial. Keshalihan sosial akan menjadikan negeri ini
aman, sentosa dan sejahtera. Baldatun toyyibatun warobbun gofur.
Komentar
Posting Komentar