Ramadan Bagian ke Tiga
Segala puji dan syukur mari senantiasa kita
panjatkan hanya untuk Allah Swt., Tuhan semesta alam yang berhak diibadahi.
Dari Allah, kita semua mendapatkan limpahan nikmat dan rezeki dengan segala
bentuknya. Mulai dari nikmat iman, Islam, kesehatan, hingga kesempatan untuk
bertemu dan beribadah di bulan Ramadan.
Atas izin Allah, kita sekarang telah memasuki
10 hari terakhir di bulan Ramadan. Artinya, kita sedang berada di waktu utama
bulan penuh berkah tersebut. Di waktu inilah waktunya kita untuk semakin
menunjukkan ketaatan kita melalui berbagai ibadah.
Nabi Muhammad saw memberikan penjelasan dan
teladan tentang cara memperlakukan akhir Ramadan. Beliau sangat
bersungguh-sungguh di 10 hari terakhir Ramadan sebagaimana dalam hadits yang
artinya"Rasulullah saw, apabila memasuki sepuluh hari (yang terakhir di
bulan Ramadan), beliau menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, dan
mengencangkan kainnya.” Kata 'mengencangkan kain' pada hadis tersebut sebagian
ulama memaknainya dengan sikap bersungguh-sungguh dalam beribadah termasuk
meningkatkan kualitas dan kuantitasnya. Lalu, sebagian ulama lain
mengartikannya dengan bersegera dalam beribadah. Ada pula yang memaknainya
dengan menjauhi istri-istri beliau demi menyibukkan diri dalam beribadah.
Artinya, Nabi Muhammad menaruh perhatian lebih pada 10 hari terakhir Ramadan.
Bahkan, kesungguhan Rasulullah dalam beribadah di waktu tersebut melebihi
hari-hari lain.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَجْتَهِدُ فِى الْعَشْرِ
الأَوَاخِرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِى غَيْرِهِ
“Rasulullah saw sangat bersungguh-sungguh pada
sepuluh hari terakhir bulan Ramadan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang
lainnya.”
Salah satu keutamaan 10 hari terakhir Ramadan
adalah datangnya satu malam yang dikenal dengan lailatul qadar. Datangnya
lailatul qadar tidak dapat ditentukan waktunya oleh manusia dan hanya Allah
yang mengetahui. Malam tersebut dapat dicari di akhir Ramadan terutama pada
malam tanggal ganjil dalam kalender kamariah. Rasulullah hanya memberikan
isyarat mengenai datangnya malam penuh kemuliaan itu di malam ganjil 10 hari
terakhir Ramadan. Peluang hadirnya lailatul qadar ada di malam 21, 23, 25, 27,
atau 29 Ramadan. Hal ini sebagaimana sabda beliau:
تَحَرَّوا
لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah
lailatul qadar pada sepuluh hari terakhir Ramadhan, carilah pada malam-malam
ganjil.”
Oleh sebab itu, kaum muslim sebaiknya
memperbanyak amal ibadah, terutama sepanjang malam 10 hari terakhir Ramadan.
Tidak ada yang mengetahui kepastian hadirnya. Namun, bersiaga dengan
memaksimalkan ibadah setiap hari akan membantu mendapatkan kemuliaan malam
tersebut.
Lailatulqadar saat datang, akan berlangsung
dari tenggelamnya matahari sampai terbitnya fajar subuh.
لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ
شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ
كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam
itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk
mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.”
Ada berbagai cara untuk menghidupkan
Lailatulqadar. Imam Syafi'i yang menukil dari Ibnu Abbas, dikatakan:
“Menghidupkan lailatul qadar bisa dengan melaksanakan shalat Isya’ berjemaah
dan bertekad untuk melaksanakan shalat Shubuh secara berjemaah.” Imam Malik
dalam Al Muwatha' menyebutkan, "Siapa yang menghadiri shalat berjemaah
pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan
malam Lailatul Qadar tersebut.” Riwayat-riwayat tersebut sejalan dengan hadits bahwa
Rasulullah bersabda: “Siapa yang menghadiri shalat ‘Isya berjemaah, maka
baginya pahala shalat separuh malam. Siapa yang melaksanakan shalat ‘Isya dan
Shubuh berjemaah, maka baginya pahala shalat semalam penuh.”
Di samping memuliakan lailatul qadar dengan
salat berjemaah, kaum muslimin juga dapat melakukan amalan lain. Misalnya,
memperbanyak membaca Al Quran, zikir, bersedekah, serta berdoa. Ada doa khusus
yang diajarkan Rasulullah saat lailatul qadar datang yaitu: Allahumma innaka
‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni Artinya: "Ya Allah, Engkau Maha
Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf— menghapus kesalahan, karenanya
maafkanlah aku — hapuslah dosa-dosaku."
Jangan sia-siakan 10 hari terakhir Ramadan. Isi
setiap hari dan malamnya dengan berbagai amal ibadah. Siapa tahu di antara hari
tersebut, kita dipertemukan dengan Lailatulqadar. Malam tersebut lebih mulia
dibanding hari-hari lain bahkan nilai keutamaannya lebih baik daripada 1.000
bulan. Orang-orang yang menghidupkan malam qadar dengan ibadah karena iman dan
mencari ridha Allah, dijanjikan untuk mendapatkan ampunan dari dosa yang pernah
diperbuat. Rasulullah bersabda:
مَنْ
قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang menghidupkan lailatul
qadar (dengan shalat dan berbagai ibadah) dengan dilandasi keimanan dan niat
semata mengharap ridha Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang yang telah
lalu"
Semoga Allah mempertemukan kita dengan lailatul
qadar, dan memberikan kita berbagai keutamaan di dalamnya. Dan semoga Allah swt
mengampuni segala dosa-dosa kita. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar