KETIKA HATI BICARA
Banyak keresahan sosial dalam masyarakat tidak semata-mata lahir dari kecemburuan terhadap kesuksesan orang lain, melainkan dari cara sebagian orang menampilkan keberhasilan mereka dengan cara yang tidak sensitif terhadap realitas sosial di sekitarnya. Dalam dunia yang penuh ketimpangan, pamer kekayaan, jabatan, atau popularitas bisa menjadi pemantik luka kolektif yang tersembunyi. Bukan karena orang-orang tidak ingin melihat orang lain berhasil, tetapi karena keberhasilan itu kerap ditunjukkan dengan cara yang mencolok, tidak empatik, dan seolah-olah melupakan bahwa tidak semua orang memiliki akses atau kesempatan yang sama. Di tengah kondisi sosial yang timpang, keberlimpahan yang dipertontonkan bisa terasa seperti ejekan terhadap mereka yang sedang berjuang dari hari ke hari.
Karena itu, bersikap sederhana ketika memiliki kuasa, kekayaan, atau nama besar bukan hanya sebuah pilihan etis, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sesama. Kesederhanaan dalam keberlimpahan adalah bentuk kematangan jiwa, kesadaran sosial, dan keteladanan moral yang langka namun sangat dibutuhkan. Orang-orang yang mampu "tidak pamer" ketika punya segalanya adalah mereka yang memahami bahwa nilai seseorang tidak diukur dari apa yang dimiliki, melainkan dari bagaimana ia memperlakukan orang lain dan menjaga perasaan mereka. Dalam dunia yang semakin penuh dengan pencitraan dan haus pengakuan, tampil bersahaja justru menjadi sikap revolusioner yang menyentuh dan menginspirasi. Sebab sejatinya, kekuatan paling berpengaruh bukan datang dari apa yang tampak mencolok, tapi dari ketulusan, empati, dan kesadaran untuk tidak melukai hati orang lain lewat cara kita memperlihatkan kehidupan.
Salam edukasi☺️
Komentar
Posting Komentar