Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2025

KETIKA HATI BICARA

Gambar
Banyak keresahan sosial dalam masyarakat tidak semata-mata lahir dari kecemburuan terhadap kesuksesan orang lain, melainkan dari cara sebagian orang menampilkan keberhasilan mereka dengan cara yang tidak sensitif terhadap realitas sosial di sekitarnya. Dalam dunia yang penuh ketimpangan, pamer kekayaan, jabatan, atau popularitas bisa menjadi pemantik luka kolektif yang tersembunyi. Bukan karena orang-orang tidak ingin melihat orang lain berhasil, tetapi karena keberhasilan itu kerap ditunjukkan dengan cara yang mencolok, tidak empatik, dan seolah-olah melupakan bahwa tidak semua orang memiliki akses atau kesempatan yang sama. Di tengah kondisi sosial yang timpang, keberlimpahan yang dipertontonkan bisa terasa seperti ejekan terhadap mereka yang sedang berjuang dari hari ke hari. Karena itu, bersikap sederhana ketika memiliki kuasa, kekayaan, atau nama besar bukan hanya sebuah pilihan etis, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sesama. Kesederhanaan dalam keberlimpahan adalah bentuk ...

SEDERHANALAH

Gambar
Sederhana bukan berarti kekurangan. Ia adalah sikap sadar untuk tidak berlebihan, bahkan ketika ada kesempatan untuk bermewah-mewahan. Di tengah dunia yang semakin riuh oleh pameran gaya hidup, kesederhanaan menjadi bentuk ketegasan yang tenang. Ia tak berisik, tapi menggetarkan. Zaman ini seringkali menilai dari apa yang tampak. Kemewahan dianggap keberhasilan, kesederhanaan dianggap kegagalan. Maka tak heran, banyak orang sibuk membungkus diri dengan simbol: mobil mahal, pakaian bermerk, pesta besar, dan segala yang bisa diabadikan untuk mendapat pengakuan. Padahal, kehidupan tak selalu tentang apa yang terlihat. Di sisi lain, banyak yang sedang bertahan hidup. Membayar kebutuhan pokok pun berat. Ketika kesenjangan ini dipertontonkan tanpa rasa empati, luka sosial pun muncul. Rasa keadilan terusik bukan hanya oleh angka, tapi oleh sikap. Bukan soal kaya atau miskin, tapi soal tahu diri. Kesederhanaan bukan berarti tidak mampu. Justru butuh kekuatan untuk menahan diri saat bisa lebih....

Ilmu Seharusnya Membantumu Rendah Hati

Gambar
Di tengah laju zaman yang semakin cepat dan dunia yang semakin keras menilai segala sesuatu berdasarkan pencapaian, tidak jarang kita melihat ilmu berubah fungsi. Ia yang semula seharusnya menjadi jalan menuju kebijaksanaan dan pemahaman justru tergelincir menjadi alat pembuktian status, pelampiasan ego, bahkan pembenaran untuk merendahkan yang lain. Ilmu, dalam makna yang sejati, tidak pernah diturunkan untuk meninggikan manusia di hadapan sesamanya. Ia justru dititipkan agar manusia belajar melihat lebih luas, lebih dalam, dan lebih jujur akan posisinya di dunia. Bahwa sebesar dan setinggi apapun pengetahuan yang kita miliki, kita tetap makhluk yang terbatas—yang memahami hanya sebagian kecil dari kebenaran yang besar. Namun hari ini, kita menghadapi fenomena yang menyedihkan: orang yang baru tahu sedikit merasa berhak menggurui; yang baru membaca satu dua buku merasa paling paham; yang baru menempuh sedikit pendidikan merasa sudah layak menghakimi. Ilmu tidak lagi merendahkan hati...