Menyambut Tahun Baru 1446 H
Alhamdulillah sebentar lagi kita akan memasuki bulan Muharram 1446 H. Muhaharram adalah bulan pertama Hijriyyah. Sebagai umat Islam, kita haruslah bersyukur dengan meningkatkan ketaqwan kita kepada Allah Swt, meningkatkanibadah dan amal saleh. Dengan datangnya tahun baru ini, marilah kita perbaharui taubat kita, mengoreksi diri kita masing-masing, seberapa banyak kesalahan yang kita perbuat, seberapa besar perbuatan zalim kepada diri sendiri? Sudahkah kita memperbaikinya, beristighfar keharibaan Ilahi Rabbi? Akankah kita bisa memperbaikinya di tahun mendatang? Karena bukan seorang Mukmin yang sempurna jika hari ini tidak lebih baik dari hari kemarin, apalagi sampai mengalami penurunan.
Kita perbaiki apa yang masih kurang pada diri
kita, dan kita tingkatkan apa yang baik. Sebab bagaimanapun, diri kita
sendirilah yang lebih mengetahuinya. Segala macam kesalahan yang diperbuat
tidak akan bisa ditutupi, karena manusia itu sendiri yang akan menjadi saksi
atas perbuatannya. Oleh karena itu Allah berfirman dalam surat Al-Qiyamah ayat
14 dan 15:
بَلِ
الْإِنْسَانُ عَلَىٰ نَفْسِهِ بَصِيرَة، وَلَوْ أَلْقَىٰ مَعَاذِيرَه“
"Bahkan
manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan
alasan-alasannya.”
Dari sini, sebelum kita dihisab oleh Allah
nanti di hari kiamat, kita teliti diri kita masing-masing. Di sana (ketika amal
kita dihisab pada hari kiamat) semua perbuatan kita dibeberkan secara jelas.
Dan diri kitalah yang akan menjadi saksi atas semua itu. Tangan, kaki, mulut
dan seluruh anggota badan kita akan menjadi saksi atas perbuatan-perbuatan yang
telah kita lakukan, seperti tersebut dalam surat an-Nur ayat 24:
يَوْمَ
تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ
“Pada hari
(ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan.”
Pada dasarnya manusia mendapatkan perintah
untuk muhasabah, mengoreksi dan meneliti pribadinya setiap saat. Sebab, barang
siapa meneliti pribadinya sendiri, menghitung amal perbuatannya di dunia,
niscaya perhitungan amalnya akan mudah di akhirat. Dan manusia yang bertaqwa
adalah mereka yang beramal untuk masa depan yang abadi, yaitu kebahagiaan di
akhirat yang mendapatkan ridla dari Allah Swt.
Sebaliknya, orang yang durhaka ialah mereka
yang hanya selalu menuruti hawa nafsunya, akan tetapi dia mengharapkan
kenikmatan dan anugerah di kemudian hari. Betapa ruginya orang tersebut,
mengharap buah dari apa yang tidak ia tanam. Ketakwaan seorang hamba tidak akan
sempurna sampai ia mau bermuhasabah terhadap pribadinya sendiri. Sebagaimana
dalam sebuah petuah dari Maimun bin Mahran:
لَا يَكُونُ
الْعَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ مِنْ
أَيْنَ مَطْعَمُهُ وَمَلْبَسُهُ
“Seseorang
tidak akan bertakwa hingga ia mengoreksi pribadinya sebagaimana ia mengoreksi
orang lain, dari mana ia mendapatkan makan dan pakaiannya?”
Muhasabah bukan berarti ‘ujub, bukan
menganggap diri paling benar. Sebab yang merasa pribadinya benar, walaupun ia
benar, maka ia lebih jelek dari orang yang salah, namun ia merasa pribadinya
salah. Yang tak habis pikir orang yang salah tapi merasa benar. Oleh karena
itu, kita haruslah menanam benih-benih kebaikan agar nantinya kita bisa menuai
dan memetik buahnya. Muhasabah adalah sebuah anjuran dan perintah yang harus
kita jalani, sebagaimana firman Allah Swt. dalam surat al-Hasyr ayat 18:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Akhir taun ini adalah momen yang tepat untuk
mengkoreksi segala aktivitas kita, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.
Namun yang terpenting adalah kehidupan masa depan kita, yaitu kehidupan kekal
di akhirat yang mendapatkan ridha dari Allah. Marilah kita ayunkan langkah kita
untuk menggapai cita-cita dan meraih segala tujuan hidup kita. Semoga Allah
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, agar kita selalu
dalam keadaan sehat, memiliki umur yang berkah, dan iman semakin meningkat. Aamiin.
Komentar
Posting Komentar