MERASA PINTAR?
Empat Golongan Manusia Menurut Imam al-Ghazali
-
Orang yang tahu, dan ia sadar bahwa ia tahu.
→ Inilah alim sejati, sumber teladan. -
Orang yang tahu, tapi ia tidak sadar bahwa ia tahu.
→ Ia punya ilmu, tapi belum mampu memanfaatkannya. -
Orang yang tidak tahu, tapi ia sadar bahwa ia tidak tahu.
→ Masih ada harapan, sebab ia mau belajar. -
Orang yang tidak tahu, dan ia tidak sadar bahwa ia tidak tahu.
→ Inilah yang paling berbahaya: bodoh tapi merasa pintar.
Orang Bodoh yang Merasa Pintar😀
Golongan terakhir menurut Imam al-Ghazali adalah manusia yang berada dalam kondisi paling buruk. Ia tidak memiliki ilmu, tetapi seakan-akan merasa memiliki. Ia tidak tahu hakikat, tetapi percaya diri menampilkannya. Dalam istilah al-Ghazali, mereka adalah al-jahil al-murakkab (bodoh yang berlapis), berbeda dengan al-jahil al-basit (bodoh sederhana).
- Bodoh sederhana (jahil basit): seseorang tidak tahu, tapi ia tahu dirinya tidak tahu. Ia masih bisa diselamatkan dengan bimbingan.
- Bodoh berlapis (jahil murakkab): seseorang tidak tahu, tetapi ia meyakini dirinya tahu. Ia sulit diperbaiki, karena menolak nasihat.
Ciri-cirinya
- Sok tahu dalam segala hal, meskipun tidak menguasai dasar.
- Menolak kritik dan selalu ingin terlihat benar.
- Mudah meremehkan orang lain yang lebih berilmu.
- Mencampuradukkan fakta dan prasangka, lalu menganggapnya sebagai kebenaran😀
Bahaya Golongan Ini
Imam al-Ghazali menekankan bahwa kebodohan jenis ini berbahaya bukan hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi masyarakat.
- Ia ibarat “orang buta yang nekat jadi penunjuk jalan”; ia bukan saja tersesat, tetapi juga menyesatkan pengikutnya.
- Ketika orang bodoh berbicara dengan keyakinan penuh, orang awam yang tidak mampu membedakan benar dan salah bisa tertipu.
- Muncullah fitnah, kesesatan, dan kerusakan, karena kebodohan yang dikemas seakan-akan kebenaran.
Mengapa Sulit Disembuhkan?
- Orang bodoh yang sadar akan kebodohannya ibarat orang sakit yang tahu dirinya sakit, ia akan mencari dokter.
- Namun ORANG BODOH YANG MERASA PINTAR ibarat orang sakit tapi menolak berobat karena merasa sehat. Bahkan ia bisa marah jika dikatakan sakit🤓
- Kesombongan menutup pintu ilmu. Padahal tawadhu’ adalah syarat utama seseorang dapat memperoleh kebenaran.
Solusi Menurut Imam al-Ghazali
Untuk menghadapi tipe manusia ini, al-Ghazali memberi arahan:
- Hindari mengikuti mereka, agar tidak terjerumus pada kesesatan yang sama.
- Tegakkan nasihat dengan hikmah, meski tidak selalu diterima, sebab bisa jadi masih ada celah kesadaran.
- Doakan hidayah untuknya, karena hanya Allah yang mampu membalikkan hati.
- Perkuat diri sendiri dengan ilmu, agar tidak mudah terpedaya oleh orang yang BERILMU SEMU🤭.
Kesimpulan
Orang yang bodoh namun merasa pintar adalah gambaran paling nyata dari “kebodohan berlapis” menurut Imam al-Ghazali. Mereka tidak tahu, tetapi mengira diri tahu, tidak menguasai, tetapi tampil seakan-akan menguasai. Bahayanya besar, karena dapat menyesatkan banyak orang. Oleh sebab itu, al-Ghazali menekankan pentingnya kerendahan hati, kesadaran diri, dan sikap mau belajar sebagai benteng utama agar manusia tidak jatuh pada golongan ini🤣
Komentar
Posting Komentar