Jangan Zolim
﴿وَلَا تَحْسَبَنَّ
اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ
فِيهِ الْأَبْصَارُ﴾،
Artinya,
"Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang
orang-orang dzalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari
ketika mata (mereka) terbelalak," (QS. Ibrohim [14]: 42).
Melalui ayat di
atas, Allah memberi peringatan bahwa kita harus berhati-hati dalam setiap
tindakan dan perbuatan kita. Sebab, khawatir apa yang kita lakukan itu termasuk
perbuatan dzalim. Sementara perbuatan dzalim akan dipertangungjawabkan kelak di
hadapan Allah. Ingatlah bahwa Allah tidak lalai mencatat perbuatan yang
dilakukan hamba-Nya, termasuk perbuatan dzalim. Orang yang dzalim akan
mengalami kerugian. Kerugiannya adalah:
Pertama, amal
kebaikannya diserahkan kepada orang yang didzalimi. Rasulullah saw. menyatakan
bahwa orang yang dzalim termasuk orang yang muflis alias bangkrut di akhirat.
إِنَّ الْمُفْلِسَ
مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصِيَامٍ وَصَلَاةٍ وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي
قَدْ شَتَمَ عِرْضَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا، فَيُقْعَدُ، فَيَقُصُّ
هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ
أَنْ يَقْضِيَ مَا عَلَيْهِ مِنَ الْخَطَايَا، أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ
عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
Artinya,
"Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang
pada hari Kiamat membawa amal puasa, shalat, dan zakat. Namun, ia datang
setelah mencaci kehormatan si ini, menuduh si ini, dan makan harta si ini. Maka
ia pun didudukkan. Lalu si ini dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Si itu
dibalas dari kebaikan-kebaikannya. Setelah habis kebaikan-kebaikannya sebelum
melunasi kesalahan-kesalahannya, maka diambillah kesalahan-kesalahan mereka
lalu ditimpakan kepadanya. Akhirnya, ia dihempaskan ke dalam neraka," (HR.
At-Tirmidzi).
Kedua, diberi balasan
yang serupa dengan bentuk kedzalimannya. Dalam hadis disebutkan, ketika ada
orang yang mengambil sejengkal tanah di dunia, maka di akhirat ia akan diberi
balasan menggali sejengkal tanah sampai tujuh lapis bumi. Demikian seperti yang
disabdakan Nabi saw.
أَيُّمَا رَجُلٍ
ظَلَمَ شِبْرًا مِنَ الْأَرْضِ، كَلَّفَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَحْفِرَهُ حَتَّى
يَبْلُغَ آخِرَ سَبْعِ أَرَضِينَ، ثُمَّ يُطَوَّقَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ حَتَّى
يُقْضَى بَيْنَ النَّاسِ
Artinya,
"Manusia yang mendzalim sejengkal tanah, maka Allah akan menuntutnya untuk
menggali sejengkal tanah itu sampai ujung tujuh lapis bumi, hingga hari Kiamat
serta diputuskan perkaranya di antara semua manusia," (HR. Ahmad).
Ketiga, diancam dengan
doa buruk orang yang didzalimi.
وَاتَّقِ دَعْوَةَ
الْمَظْلُومِ، فَإِنَّ دَعْوَةَ الْمَظْلُومِ مُجَابَةٌ
Artinya,
"Takutlah kamu terhadap doa orang yang didzalimi. Sebab, doa orang yang
didzalim itu mustajab (cepat terkabut)," (HR. Malik).
Keempat, tuntutan dan
persidangan di Padang Mahsyar. Pada waktu itu, ahli neraka tidak akan masuk
neraka, serta ahli surga tidak akan masuk surga sebelum dirinya bebas dari
segala sangkutan, kedzaliman, dan hak kepada sesama manusia. Selanjutnya, ahli
neraka tidak akan masuk neraka selama ia masih memiliki hak pada ahli surga.
Begitu pula ahli surga tidak akan masuk surga selama masih memiliki hak pada
ahli neraka. Hal ini seperti yang digambarkan oleh Rasulullah saw. dalam hadis
berikut:
لَا يَنْبَغِي
لِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، أَنْ يَدْخُلَ النَّارَ، وَلَهُ عِنْدَ أَحَدٍ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ حَقٌّ، حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ، وَلَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ
أَهْلِ الْجَنَّةِ أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ، وَلِأَحَدٍ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عِنْدَهُ
حَقٌّ، حَتَّى أَقُصَّهُ مِنْهُ، حَتَّى اللَّطْمَةُ
Artinya,
"Tidak pantas seorang ahli neraka masuk neraka, sementara ia masih
memiliki hak pada ahli surga. Begitu pun ahli surga tidak akan masuk surga,
sementara ia masih memiliki hak pada ahli neraka, sampai Kami memutuskan
perkaranya meskipun bentuk haknya berupa satu tamparan," (HR. Ahmad).
Pantas Allah
berfirman dalam Al-Quran:
فَمَنْ يَعْمَلْ
مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
Artinya, "Siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah (biji sawi), dia
akan melihat (balasan)-nya. Siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah, dia
akan melihat (balasan)-nya," (QS. az-Zalzalah [99]: 7-8).
Setiap hak akan
diberikan kepada pemiliknya. Semua kebaikan dan keburukan akan dibalas oleh
Allah. Tidak ada satu kebaikan dan kedzaliman pun yang dilupakan. Semoga kita
semua termasuk orang yang mendapat pertolongan Allah untuk menjauhi segala
perbuatan dzalim. Amin ya mujibas sa'ilin
Komentar
Posting Komentar