Hidup Damai

 


Keamanan dan kenyamanan adalah unsur utama dan diantara yang terpenting untuk seseorang dapat melaksanakan aktifitas dengan normal. Aktivitas apapun hanya dapat dilakukan ketika rasa tenang itu menyelimuti jiwa. Termasuk di dalamnya ialah yang berkaitan dengan agama, ibadah adalah salah satunya.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin juz 1, hal 49 berkata:

أَنَّ مَقَاصِدَ الْخَلْقِ مَجْمُوْعَةٌ فِى الدُّنْيَا وَلَا نِظَامَ لِلدِّيْنِ اِلَّا بِنِظَامِ الدُّنْيَا فَإِنَّ الدُّنْيَا مَزْرَعَةُ الْاَخِرَةِ وَهِيَ الْأَلَةُ الْمُوْصِلَةُ إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لِمَنِ اتَّخَذَهَا اَلَةً وَمَنْزِلًا وَلَمْ يَتَّخِذْهَا مُسْتَقَرًّا وَوَطَنًا

Artinya: "Sesungguhnya tujuan-tujuan dari umat manusia itu terkumpul pada dunia, agama tidak akan berjalan tanpa bantuan (urusan) dunia. Dunia adalah lahan bagi akhirat, alat yang dapat membuat manusia sampai kepada Allah (mendapatkan keridhoan-Nya) bagi mereka yang menjadikan dunia sebagai alat dan tempat (singgah) bukan tempat tinggal dan tanah air ..."

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kultur dan keanekaragaman ras, budaya serta kepercayaan agama terbanyak di dunia. Sudah barang tentu, menjadi sangat penting bagi bangsanya untuk menjaga stabilitas serta keanekaragaman itu tetap terjaga.

Untuk menjaganya, agama harus tersinergikan dan terhubung baik dengan negara yang menjadi pendampingnya. Menjaga stabilitas keamanan beribadah dengan menjaga perdamaian dan keamanan negara sebagai rumah beribadah adalah suatu keharusan. Penting bagi umat Islam untuk saling bahu-membahu satu sama lain untuk menciptakan keamanan sehingga tercipta kenyamanan.

Allah berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 2:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya."

Di antara cara untuk menjaga keamanan dan kenyamanan dalam beribadah ialah dengan menjaga kerukunan antar sesama umat manusia. Toleransi terutama antarumat beragama menjadi suatu kewajiban mutlak bagi bangsa yang majemuk, terdiri dari beragam ras, budaya dan agama.

Allah berfirman dalam surat Al-Mumtahanah ayat 8-9:

لَّا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ (8) إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ ۚ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Artinya: "Allah tidak melarang kalian umat Islam kepada orang-orang non muslim yang tidak memerangi kalian dalam (persoalan agama) dan tidak mengusir kalian dari rumah kalian untuk berbuat baik dan adil kepada mereka, sungguh Allah menyukai orang-orang yang berbuat keadilan (8). Yang Allah larang ialah untuk berbuat asih kepada mereka (orang-orang non muslim) yang memerangi kalian dalam urusan agama dan terang-terangan mengusir kalian, orang-orang (muslim) yang berbuat asih dengan mereka adalah merupakan orang-orang dzalim (9)."

Imam Al-Wahidi (468 H) menjelaskan dalam tafsirnya "Al-Basith" bahwa maksud dari orang-orang yang tidak memerangi pada ayat di atas ialah Suku Khuza'ah yang merupakan orang-orang non muslim yang memiliki perjanjian damai dengan Rasul untuk meninggalkan saling bermusuhan dan berperang satu sama lain. kemudian Nabi memerintahkan untuk berbuat baik kepada mereka.

Ada juga riwayat dari Mus'ab bin Tsabit yang mengatakan bahwa ayat ini turun untuk Asma binti Abu Bakar yang kedatangan ibunya yang non muslim dengan membawa hadiah. Kemudian Asma tidak menerimanya dan bahkan tidak membiarkannya masuk ke dalam rumah. Asma meminta kepada Aisyah untuk menanyakannya kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad memerintahkan untuk menerima hadiahnya dan mempersilahkannya masuk, kemudian turunlah ayat ini.

Demikianlah saudaraku, agama mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya umat Islam bersikap dengan umat beragama lainnya. Bagaimana seharusnya umat Islam bersikap baik dan adil. Sikap toleransi dan saling menghargai antar umat beragama saat ini harus ditingkatkan, sebagai kunci untuk hidup damai dan harmonis dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Al Ghazali, Empat Golongan

Jangan Sombong

Hadapi...