ALAM SEBAGAI PERSEPSI DI OTAK

REALITA TERCITRA DI OTAK

Semua informasi yang kita punyai tentang dunia luar bersumber hanya dari panca indera yang kita miliki.

Dunia yang kita pahami terdiri atas :
apa yang dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, dirasakan oleh lidah dan disentuh oleh tangan kita.

Ya.  Manusia bergantung hanya kepada lima indera itu semenjak lahir.

Itulah mengapa, ia hanya mengetahui dunia luar hanya sebatas yang diberikan melalui panca indera ini.

Misalkan mata,  baaimana Kita dapat Melihat ? Proses melihat terjadi secara bertahap, pada saat melihat, kumpulan cahaya yang disebut foton bergerak dari benda menuju mata. Dan menembus lensa dimana foton ini dibelokkan dan difokuskan menuju ke retina yang terletak dibelakang mata. Di sini cahaya dirubah menjadi sinyal2 listrik dan kemudian diteruskan oleh sel2 saraf ke pusat pengelihatan di bagian belakang otak. Proses melihat sesungguhnya terjadi di pusat tersebut yang berada di otak.

Segala pemandangan yang kita lihat dan rasakan, semua peristiwa yang kita alami sebenarnya kita rasakan di tempat yang kecil dan gelap di belakang otak ini yang hanya berukuran beberapa cm3.

Jadi bila kita mengatakan kita melihat, maka sesungguhnya kita melihat efek yang ditimbulkan pada otak kita oleh cahaya yang sampai pada mata dengan merubahnya menjadi sinyal listrik. Proses sebenarnya adalah kita menyaksikan sinyal2 listrik dalam otak kita.

Perlu diperhatikan bahwa otak kita tidak pernah berhubungan dengan dunia luar, dan apa yang ada di dalam otak kita adalah ruang gelap gulita.

Sebagai contoh cobalah anda bayangkan melihat sebuah lilin yang menyala, maka anda akan melihat cahaya lilin, pada saat anda melihat cahaya lilin anda mengatakan terang padahal pusat pengelihatan di otak tetap gelap. Cahaya lilin tidak pernah menerangi pusat pengelihatan dalam otak kita namun kita dapat melihat warna warni dunia yang gemerlap dalam otak kita yang gelap.

Hal yang sama terjadi pula pada indera kita yang lain, suara, sentuhan, rasa dan bau, semuanya dirasakan di dalam otak, sebagai sinyal2 listrik.

Jadi selama ini otak kita tidak berhubungan langsung dengan materi sesungguhnya yang ada di sekitar kita melainkan hanya tiruan sinyal2 listrik dari materi tersebut yang terbentuk didalam otak kita.

Di sinilah kita tertipu ketika menganggap tiruan ini sebagai wujud materi yang sesungguhnya.


Kenyataan2 ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa semua yang kita lihat, sentuh, dengar, dan rasakan sebagai materi, dunia atau alam semesta, hanyalah sinyal-sinyal listrik dalam otak kita.

Sebagai contoh lagi bila kita melihat dan mendengar burung yang berkicau, maka sesungguhnya kita hanya menerima sinyal2 listrik di otak dari sel2 neuron dari mata ke pusat pengelihatan, andai syaraf yang menghubungkan mata ke pusat otak kita putus maka kita tidak dapat melihat apapun, begitu juga dengan suara burung yang kita dengar, apabila syaraf yang mengirim sinyal listrik suara dari telinga ke otak kita putus maka kita tidak dapat mendengar suara burung lagi.

Singkatnya burung yang kita lihat dan suaranya yang kita dengar, tidak lah lebih dari penafsiran sinyal-sinyal listrik di otak kita.

Ketika anda sedang duduk sambil membaca artikel ini di sebuah ruangan maka anda sebenarnya tidak berada di dalam ruangan seperti yang anda yakini, sebaliknya ruangan tersebut ada dalam diri anda, di otak anda. Penglihatan anda terhadap tubuh anda, membuat anda berfikir anda berada di dalam ruangan itu. Namun anda harus ingat bahwa tubuh anda pun adalah gambar yang terbentuk dari sinyal-sinyal listrik didalam otak anda.

Apakah keberadaan dunia luar sangat diperlukan? Sejauh ini kita telah berulang kali menyebut dunia luar, dan dunia persepsi atau penampakan yang terbentuk di dalam otak kita.

Namun sesungguhnya persepsi dalam otak kitalah yang terjadi (dengan kata lain dunia luar tidak ada) dan gambaran otak kitalah yang kita saksikan selama ini. Sampai di sini apakah anda paham? 

Baiklah.  Tetapi ini belum bisa kita buktikan karena kita tidak bisa menjangkau dunia nyata di luar dari apa yang kita lihat dan kita huni selama ini.

Kita meyakini dunia yang ada hanya dari apa yang kita lihat, namun penampakan yang ada hanyalah gambaran dari persepsi di otak kita.

Jadi semua yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan, dan kita cium hanyalah sebuah gambaran SEMU yang hadir karena persepsi dari otak kita, karena itu sekali lagi kita TERTIPU dengan menganggap segala sesuatu yang ada, adalah sebagai wujud NYATA, padahal itu ada dalam PERSEPSI OTAK kita.

Untuk lebih memudanya memahami konsep ini mari kita pelajari bagian berikut ini:

Dunia dalam Mimpi

Pernahkah anda mimpi? Anggaplah anda bermimpi menjadi seorang pilot pesawat terbang dengan berbagai panel di sekeliling yang membingungkan, dan anda bisa dapat dengan mudah mengoperasikan semua panel pesawat dengan baik dan mendaratkan pesawat dengan sempurna.

Sadarkah anda selama anda dalam mimpi, anda menganggap bahwa itu adalah nyata, karena anda bisa menyentuh, meraba, merasakan dan mendengar desingan mesin pesawat, padahal anda tidak menggerakkan tangan, tidak menggerakkan kaki dan tidak mengoperasikan panel pesawat, melainkan hanya tidur mendengkur😊

Dan anda akan tersadar setelah bangun dari tidur, bahwa semua pengalaman itu hanya sebuah mimpi, tapi apakah anda akan sadar bila anda tidak pernah bangun dari tidur itu?.

Itu pula yang sangat mungkin terjadi pada hidup kita, ketika kita terbangun dari mimpi, maka tidak ada alasan logis untuk mengatakan bahwa kita telah mengalami mimpi yang lebih panjang yang kita sebut sebagai dunia nyata.

Alasan kita menyebut mimpi sebagai hayalan dan menyebut dunia ini adalah dunia yang nyata, adalah hanya karena prasangka kita. Bagaimana jika ternyata dunia nyata yang kita jalani ini hanya sebuah MIMPI YANG LEBIH PANJANG?.


Kalau begitu,  siapakah yang melihat?

Setelah semua kenyataan materi ini terungkap, kini muncul pertanyaan terpenting, Jika pengalaman di alam materi yang kita alami sekedar penampakan, bagaimana dengan otak kita? Oleh karena otak kita termasuk sebagai materi, seperti lengan kita, kaki kita dan benda lain, otak kita juga sekedar penampakan sebagaimana semua benda yang ada. Ya kan? 

Sekarang marilah kita berandai dengan memanjangkan semua syaraf-syaraf yang ada di dalam otak kita dengan mengeluarkannya dari kepala kita, sehingga kita dapat melihatnya dengan mata kita.

Pada kondisi ini kita dapat melihat otak kita dan menyentuhnya dengan jari-jari kita. Dengan ini kita juga dapat menyadari bahwa otak kita adalah tidak lebih dari gambaran yang diberikan oleh panca indera kita.

Lalu kehendak apakah yang melihat, mendengar dan merasakan semua indera yang lain, jika bukan otak? Siapakah dia yang melihat, mendengar, meraba, merasakan rasa dan bau? Siapakah wujud ini yang berfikir, beralasan, memiliki perasaan dan berkata bahwa saya adalah saya?

Ternyata wujud ghaib yang menggunakan otak yang melihat dan mendengar serta merasakan adalah Ruh.

Alam materi adalah segala sesuatu yang tampak dan dirasakan oleh Ruh, dan inilah wujud absolut yang nyata dan Materi adalah penampakkan yang dilihat oleh Ruh.

Begitulah, kendatipun kita mulai dengan anggapan bahwa materi adalah wujud yang sesungguhnya, namun hukum2 fisika, kimia, dan biologi, semua menghantarkan kita pada kenyataan bahwa materi terbentuk dari khayalan, pada kenyataan yang pasti tentang adanya wujud yang ghaib dan INILAH RAHASIA DIBALIK MATERI.

Semua kenyataan ini menghadapkan kita kepada pertanyaan yang sangat penting, jika segala sesuatu yang ada, adalah penampakkan yang diberikan kepada Ruh kita, lalu apakah sumber penampakkan2 ini? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, maka kita harus mempertimbangkan bahwa alam materi tidak ada dengan sendirinya, akan tetapi sekedar penampakkan. Oleh karena itu sudah sewajarnya bila penampakkan ini ada karena adanya kekuatan lain yang sangat besar dan berarti bahwa ini pasti telah diciptakan.

SIAPAKAH Wujud Absolut Sesungguhnya??

Siapakah yang membuat Ruh kita melihat tanah, manusia dan semua alam materi ini, sangat jelas bahwa ada pencipta Maha Agung yang telah menciptakan seluruh alam.

Karena pencipta ini memperlihatkan penciptaan yang luar biasa, Ia pasti memiliki kekuatan dan kebesaran yang Abadi. Semua penampakan Ia ciptakan sesuai kehendaknya, dan Ia berkuasa atas yang diciptakannya setiap saat..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hadapi...

AMALAN

Al Ghazali, Empat Golongan