Merdeka!
Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT adalah dengan cara mensyukuri semua nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada kita semua, yaitu nikmat iman dan takwa, nikmat sehat jasmani dan rohani, dan khususnya nikmat kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan nikmat kemerdekaan ini, kita bisa menjaga dengan benar keimanan dan ketakwaan kita, juga bisa menjaga kesehatan jasmani dan rohani kita semua.
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لا تُحْصُوها
إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: Dan jika kamu menghitung
nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah
benar-benar Maha Pengampun, Maha Penyayang (QS An-Nahl: 18).
Nikmat kemerdekaan yang telah Allah berikan
kepada kita semua ini wajib untuk dipertahankan dan kita jaga dengan benar.
Cara untuk menjaga dan mempertahankan kemerdekaan adalah dengan cara
menumbuhkan sikap cinta tanah air, atau yang kita kenal dengan nasionalisme.
Sebab, ketika nasionalisme sudah tertanam dalam jiwa kita, maka kita akan terus
berbakti dan mengabdi pada bangsa tercinta ini.
Selain itu, salah satu kata singkat yang
sangat memotivasi kepada kita semua tentang hal ini adalah ungkapan para ulama
perihal nasionalisme, yaitu, "Hubbul wathân minal imân-Cinta tanah air
merupakan bagian dari iman." Kalimat bijak ini menjadi salah satu
motivasi, khususnya bagi umat Islam untuk terus menumbuhkan iman dengan sikap
nasionalisme yang tinggi pada negaranya, serta berusaha untuk mengharumkan nama
bangsanya.
Representasi dari nasionalisme adalah kita
akan selalu berusaha untuk selalu berbuat baik dan benar pada bangsa dan
negara. Kita tidak akan membiarkan negara ini hancur, terpecah belah, dan tidak
terarah. Hal ini sebagaimana penjelasan Syekh Muhammad Bakri as-Shiddiqi
asy-Syafi'i dalam kitab Dalilul Falihin li Thuruqi Riyadlis Shalihin, ia
mengatakan:
يَنْبَغِي لِكَامِلِ الْإِيْمَانِ أَنْ يُعَمَّرَ
وَطَنَهُ بِالْعَمَلِ الصَّالِحِ وَالْإِحْسَانِ
Artinya: Sudah seharusnya bagi orang
yang sempurna imannya untuk mengonstruksi negaranya dengan perbuatan-perbuatan
benar dan baik.
Berbuat baik dan benar untuk negara adalah
dengan cara berbuat adil, sejahtera, benar, jujur, serta menghindari setiap
perbuatan yang bisa merusak nama baik bangsa, atau perbuatan yang bisa
merugikan bangsa itu sendiri.
Selain menumbuhkan sikap nasionalisme, kita
juga harus berjuang dan mengabdi untuk bangsa Indonesia. Dengan kata lain,
semua perbuatan yang kita lakukan harus memiliki nilai manfaat untuk bangsa
ini, menjaga marwah dan martabat bangsa, berusaha untuk terus mengharumkan nama
baik negara.
Cara terbaik dalam hal ini adalah dengan cara
memperbanyak ilmu pengetahuan dan membuang segala kebodohan yang ada dalam diri
kita. Berkaitan dengan hal ini, Sayyid Muhammad mengatakan dalam kitab
at-Tahliyatu wat Targhib fit Tarbiyati wat Tahdzib:
هُوَ أَنْ تَجْتَهِدَ فِي تَحْصِيْلِ الْعُلُوْمِ
وَالمَعَارِفِ التي بِهَا تَتَمَكَّنُ مِنْ خِدْمَةِ الوَطَنِ العَزِيْزِ عَلَى وَجْهِ
الْاِكْمَالِ فَاِنَّ الجَاهِلَ تَصَرُّفَاتُهُ كُلُّهَا دَرِيْعَةٌ لَا يَعْرِفُ مَا
فِيْهَا المَنْفَعَة
Artinya: (Sikap nasionalisme pada
negara) yaitu dengan cara berupaya untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan, yang
dengannya bisa mengabdi pada negara yang mulia, dengan cara yang sempurna.
Sebab, semua tindakan orang bodoh adalah sebuah upaya yang ia tidak tahu
manfaat di dalamnya.
Itulah upaya-upaya penting yang harus kita
lakukan sebagai anak bangsa untuk mengisi kemerdekaan. Tidak ada cara yang
lebih baik dan lebih ideal dalam mempertahankan kemerdekaan selain belajar
untuk lebih berilmu, sehingga bisa mengabdi pada negara dengan ilmu tersebut,
sehingga kerukunan, kesejahteraan, kebersamaan, dan persatuan akan terus
terjalin. Sebab, kebodohan tidak memiliki manfaat untuk kebaikan suatu bangsa.
Semoga bisa membawa
manfaat dan keberkahan bagi kita semua, dan digolongkan sebagai hamba yang
istiqamah dalam menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan-Nya. Amin ya
rabbal alamin
Komentar
Posting Komentar