Baik Sangka

 


Di antara perintah yang diberikan kepada manusia dalam kehidupan ini adalah senantiasa menyeru kepada kebajikan, dan mencegah hal-hal yang mungkar. Marilah kita senantiasa menambah syukur atas segala nikmat dan anugerah yang telah Allah berikan kepada kita semua. Nikmat sekecil apapun. Kita kadang lupa bersyukur dan lupa berzikir kepada Allah di saat kita justru diberikan nikmat. Sebaliknya, kita sering kali ingat dan tak henti-hentinya memohon pertolongan Allah di saat kita dalam keadaan tidak baik-baik saja, terjepit dalam masalah-masalah yang dihadapi, dalam keadaan sakit, dan sebagainya. Sementara dalam kondisi bagaimanapun yang tengah dihadapi hamba-hamba-Nya, Allah SWT sungguh selalu baik, Dia tak pernah lupa untuk senantiasa memberikan nikmat-Nya, kadang masalah-masalah kita perlahan menemukan jalan keluarnya, diberikan rezeki yang tak terduga, dan kenikmatan-kenikmatan yang lainnya.

Manusia hidup dengan aneka cobaannya. Tidak mungkin manusia selalu anteng, tenang, dimudahkan menggapai segala yang diingini, dan seterusnya. Sepanjang diberikan kesempatan hidup di dunia, pada saat itu pula manusia menemukan tantangan dan cobaannya. Artinya, kita harus selalu siap dengan situasi dan kondisi yang menimpa. Karena itu, kita harus punya bekal yang cukup dan mental yang kuat. Prinsipnya adalah semua situasi yang kita hadapi tidak sampai mengurangi syukur kita kepada Allah SWT, kualitas ibadah kita, dan tidak juga mengurangi upaya kita dalam berbuat baik kepada sesama. Nah, apa bekalnya? Di antaranya yaitu kesabaran dan tetap berbaik sangka kepada Allah SWT. Pada kondisi kita sedang kurang baik-baik saja, misalnya dalam keadaan sakit, atau tengah dicoba dengan situasi sulit, tidak berarti kita kehilangan potensi menggapai pahala dan ridha Allah SWT. Apalagi di saat kita dalam situasi yang normal. Firman Allah dalam surah Az-Zumar ayat 10:

Artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang bersabar akan dipenuhi pahala mereka tanpa hitungan.”

Sabar atas musibah dan cobaan yang dihadapi sungguh adalah keberuntungan yang sangat besar. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita sebagai umatnya agar senantiasa bersabar di saat kita sedang dilanda musibah. Karena di balik kesabaran itu, Allah sebenarnya ingin menghapus dosa-dosa kita. Hal ini pernah disampaikan dalam sebuah hadits:

Artinya, “Aisyah radliallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan, ‘Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ‘Tidaklah suatu musibah yang menimpa seorang Muslim, bahkan duri yang melukainya sekalipun, melainkan Allah akan menghapus (dosa-dosanya)’.” (HR Al-Bukhari).

Yakinlah, Allah adalah maha baik. Setiap kali musibah yang menimpa kepada kita, ada tujuan baik di baliknya. Oleh karena itu, kita harus selalu berbaik sangka kepada Allah bahwa apa yang menimpa kita merupakan suratan takdir ilahi. Dan boleh jadi musibah dan rasa sakit adalah wasilah supaya kita diangkat derajat dan martabat kita di sisi Allah ta’ala dengan dihapuskannya dosa-dosa. Boleh kita sederhanakan, bahwa berbaik sangka kepada Allah termasuk bukti cinta kita kepada-Nya. Di sisi lain, berbaik sangka kepada Allah adalah bentuk dari ibadah itu sendiri kepada-Nya.

Imam al-Hafidz Abu Bakr Abdullah bin Muhammad bin Ubaid al-Qurasyi dalam karyanya Husnudzan Billah menulis riwayat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sungguh, berbaik sangka kepada Allah merupakan ibadah terbaik yang dipersembahkan sang hamba kepada Tuhannya.”

Sabar atas ujian Allah SWT dan berbaik sangka kepada-Nya bukan berarti kita berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Pasrah atau tawakal hendaknya diposisikan di akhir setelah kita berupaya sekuat tenaga bangkit dari musibah atau cobaan itu, dan tentu saja diiringi dengan usaha batin dengan terus berdoa kepada Allah. Kita yakin bahwa Allah SWT maha kuasa, mampu mengubah apapun sesuai kehendak-Nya. 
       
    Semoga kita dapat mengamalkan rasa sabar ini di kala musibah atau cobaan melanda, kiranya dengan kesabaran tersebut Allah senantiasa mengampuni dosa-dosa kita, Amiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saleh Pribadi dan Sosial

Menyambut Tahun Baru 1446 H

Dalam Perintah Syari'at Ada Kejayaan