Manfaatkan Umur
Kita perlu menyadari bahwa waktu ini terus berlalu dan tidak akan pernah kembali. Pada kesempatan yang sama, sebetulnya porsi usia kita makin berkurang. Itulah sebabnya penting sekali memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dengan berikhtiar mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Iman dan takwa adalah sebagai bekal terbaik kita di dunia ini sebelum harus kembali kepada Sang Khaliq.
Waktu terus mengalir, umur terus berkurang.
Melewatinya secara sia-sia tak akan dapat terlunasi selamanya. Hari Jumat
barangkali akan datang lagi pada pekan-pekan berikutnya, namun Jumat hari ini
dan yang sudah lewat tak akan pernah terulang kembali. Itulah mengapa waktu
diibaratkan seperti pedang; bila tak pandai menggunakannya ia akan melukai
pemiliknya.
Menyadari tentang waktu yang tak akan pernah
berulang, maka tidak ada pilihan lain kecuali mengisinya dengan segala hal yang
bermanfaat. Hidup ini sejatinya hanya menunggu waktu, sementara kita tidak
pernah tahu kapan waktu itu akan tiba. Yang pasti usia kita terus berkurang
terkikis oleh pergantian waktu. Oleh karena itu, di sisa usia yang diberikan
Allah ini mari kita gunakan sebaik-baiknya dengan amal saleh. Kematian tidak
pernah memihak dan berkompromi terhadap usia. Anak-anak, tua, muda, bila
waktunya sudah tiba, kita tidak bisa berbuat apa-apa.
Rasulullah saw pernah ditanya oleh para
sahabat perihal paling baik dan buruknya manusia. Kemudian Nabi menjelaskan
bahwa manusia terbaik adalah mereka yang oleh Allah diberikan umur panjang,
kemudian digunakan untuk melakukan kebaikan. Sebaliknya, paling buruk manusia
adalah mereka yang diberikan umur yang panjang, namun panjangnya umur tersebut
digunakan untuk keburukan.
Allah Berfirman dalam Surah Al-Asr ayat 1-3:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia
itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan saling menasihati untuk kebenaran dan saling
menasihati untuk kesabaran."
Ayat ini mengajarkan bahwa waktu (umur) sangat
berharga, dan hanya mereka yang beriman, beramal saleh, serta saling menasihati
untuk kebenaran dan kesabaran yang akan selamat. Jadi, penting bagi kita untuk
memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang bermanfaat dan
sesuai dengan ajaran Islam.
Nabi bersabda:
وَفِي التِّرْمِذِي عَنْهُ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ سُئِلَ: أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَحَسُنَ
عَمَلُهُ. قِيْلَ: فَأَيُّ النَّاسِ شَرٌّ؟ قَالَ: مَنْ طَالَ عُمْرُهُ وَ سَاءَ عَمَلُهُ
“Dalam riwayat Imam at-Tirmidzi, dari
Rasulullah saw bahwa ia pernah ditanya: siapakah paling baiknya manusia? Nabi
menjawab: orang yang dikaruniai umur panjang dan baik (benar) perbuatannya.
Ditanyakan lagi: Dan siapakah paling jeleknya manusia? Nabi menjawab: orang
yang panjang umurnya dan jelek perbuatannya.”
Dari hadits ini dapat dipahami, bahwa umur
yang panjang tidak hanya menjadi nikmat dari Allah swt, tetapi juga menjadi
penentu kebaikan dan keburukan manusia. Mereka yang dikaruniai umur panjang,
kemudian umur tersebut digunakan untuk mengerjakan kebaikan, memperbanyak
ibadah, dan terus konsisten dalam ketaatan, maka termasuk dalam golongan paling
baiknya manusia. Pasalnya mereka telah dikaruniai umur panjang dan berhasil
menggunakannya untuk kebaikan. Begitu juga sebaliknya, orang yang dikaruniai
umur panjang oleh Allah namun tidak ada tambahan kebaikan sama sekali dalam
hidupnya, justru selalu melakukan keburukan, kemaksiatan, melanggar
perintah-perintah Allah, dan tidak pernah menunaikan kewajiban-Nya, maka orang
ini termasuk dalam golongan orang-orang yang buruk.
Oleh karena itu, marilah jadikan setiap waktu
yang terus berlalu ini sebagai momentum untuk merenungi hakikat umur yang telah
diberikan oleh Allah swt. Sudahkah tambahan umur juga menjadi perantara untuk
menambah kebaikan? Atau justru sebaliknya, kemaksiatan terus bertambah. Mudah-mudahan
yang bertambah adalah kebaikan kita, sehingga umur panjang yang Allah swt
karuniakan kepada kita merupakan tanda bahwa kita adalah orang-orang yang
beruntung. aamiin
Komentar
Posting Komentar